Benarkah Manusia Memiliki Pendamping (Setan, Iblis Dan Jin)?
Pertanyaan, Setan Iblis dan Jin : Saya ingin menanyakan apakah setiap diri kita mempunyai pendamping berupa malaikat atau setan yang berbeda antara seorang dan yang lain, dalam arti apakah malaikat dan setan saya (maaf) berbeda dengan setan dan malaikat yang mendampingi Bapak? Selanjutnya, apakah perbedaan dan persamaan antara setan, iblis, dan jin. berikut penjelasannya, Benarkah Manusia Memiliki Pendamping (Setan, Iblis Dan Jin) Perbedaan Iblis Setan dan Jin ?
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir (QS. Qaf [50]: 18).
Ayat ini menjadi salah satu dasar bagi keyakinan Muslim tentang adanya malaikat pendamping yang menyertai dan mencatat amalan-amalan manusia yang baik dan yang buruk. Di samping malaikat ini-yang aktivitasnya hanya mencatat itu-ada lagi malaikat dan atau setan bagi setiap manusia yang masing-masing dapat mendorongnya kepada kebaikan atau keburukan. Malaikat atau setan ini berbisik ke hati manusia. Ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. sambil menamai bisikan itu dengan Lammah Malaykiyyah dan Lammah Syaithaniyyah.
Memang, tidak jarang hati kita mendengar bisikan negatif dan atau positif. Yang membisikkannya adalah malaikat atau setan pendamping itu. Rasulullah saw. menjelaskan,
“Tidak seorang pun diantara kamu kecuali telah ditetapkan bersamanya qarin atau pendamping dari makhluk jenis jin/setan ” Para sahabat bertanya, “Walaupun engkau, wahai Rasul Allah?” “Aku pun demikian, hanya saja Allah melimpahkan rahmat-Nya kepadaku sehingga aku selamat atau (dengan terjemahan yang lain) sehingga ia memeluk Islam.”
Adapun perbedaan atau persamaan iblis, setan, dan jin, yang pertama perlu diketahui bahwa jin diciptakan Allah dari api, dan ini berbeda dengan manusia yang diciptakan-Nya dari tanah sesuai Firman-Nya,
Dan Kami telah menciptakan jin sebelum (Adam) dari api yang sangat panas (QS. al-klijr [15]: 27).
Jin, sebagaimana manusia, mempunyai masyarakat. Mereka makan, minum, dan berketurunan, serta ada yang baik atau taat kepada Allah dan ada pula yang tidak demikian. Sesungguhnya di antara kami ada yang saleh/baik dan ada pula yang tidak demikian. Bermacam-macam jalan yang kami tempuh. Demikian pengakuan mereka yang diabadikan oleh QS. al-Jinn (72): ll.
Oleh karena itu, Allah juga mengutus kepada masyarakat jin, para rasul dari jenis mereka (QS. An'am [6]: 130).
Salah satu/seorang dari kelompok jin adalah iblis (QS. al-Kahfi [18]: 50). Ia membangkang perintah Allah untuk sujud kepada Adam dan merayunya agar Adam dan istrinya mendurhakai Allah juga. Oleh karena itu, sikap dan rayuannya itulah, maka al-Qur'an menamainya juga syaithan (antara lain, QS. al-A'raf [7]: 20). Tentu saja bukan hanya iblis yang dinamai setan, melainkan siapa pun yang membangkang perintah Allah dan mengajak kepada kedurhakaan termasuk dalam jenis Seperti itu.
Manusia pun, yang memiliki sifat yang demikian, dinamai setan. Oleh karena itu pula al-Qur'an menegaskan bahwa setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagian mereka membisikkan pada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) (QS. al-An‘am [6]: 112).
Wallahu a'lam.
Sumber : Buku 1001 Soal Keislaman Yang Patut Anda Ketahui
M. Quraish Shihab