Mengapa Temanku Mencampakkanku? (2)

Kelima,janganlah engkau mendiamkan saudarimu jika ia mendiamkanmu dan janganlah engkau berlagak bodoh jika ia memasabodohkanmu.

Mengapa Temanku Mencampakkanku

Jangan Bersikap Acuh

Bayangkanlah selalu kepadamu. besarnya pahala yang kaudapatkan yang menjadikan para nabi dan syuhada iri padamu, pada dua orang perempuan atau Iaki-laki yang saling menyayangi karena Allah SWT. Bersabarlah atas perlakuannya, dan biasakan dirimu untuk menerimanya, katakanlah dalam dirimu, 
”la berubah sikap padaku agar aku terbiasa dengan sikapnya dan menjadi pelajaran agar aku memperbaiki diriku.” Jika sebagian orang berkata padamu, “Janganlah engkau bersabar terus karena sabar itu ada batasnya.” 
Kuatkan dirimu dengan mengingat seorang laki-Iaki yang datang kepada Nabi Saw. untuk mengadu bahwa ia mengunjungi kerabatnya dan menyambung silaturahim dengan mereka, tetapi mereka malah memutuskan tali silaturahim maka Nabi saw. bersabda,
“Tiga perkara yang apabila seseorang memilikinya akan mendapatkan manisnya keimanan, menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari pada selainnya. Seseorang mencintai saudaranya tidak lain hanya karena Allah. Ia membenci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan darinya (kekafiran) sebagaimana ia membenci untuk dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Mathba'ah…)
Sebab itulah yang menjadikan setiap perempuan dirasuki pemikiran “mencintai seseorang”, tetapi lupa bahwa kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya adalah permulaan cinta kepada seseorang. Andaikan kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya merasuk ke dalam hati dengan sebenarnya, niscaya semua cinta setelahnya akan menjadi rendah. Jika seorang hamba dikaruniai kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya, tidak diragukan lagi bahwa ketika ia mencintai saudaranya yang saleh kelak akan merasakan manisnya keimanan karena hatinya telah merasa terpenuhi oleh kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya. Hatinya menjadi bebas tanpa condong kepada siapa pun dari hamba-hamba Allah. 
Oleh karena itu, cintanya menjadi tercurah semuanya hanya untuk Allah semata, bukan untuk orang ini dan itu atau karena kedudukan apa pun. 

Jangan Terlalu Posesif

Keenam, janganlah engkau mengira bahwa dasar dalam persaudaraan ialah hubungan yang intens setiap hari dan bertanya tentang keadaannya seolah-olah perempuan ini bergantung pada sahabatnya dan tidak punya kesibukan yang lain di dunia, melainkan hanya mengurusi sahabatnya saja.

Dikisahkan bahwa suatu hari berkata seseorang kepada Imam Maimun bin Mahran,
"Si Fulan bermalas-malasan untuk mengunjungimu.” la menjawab, ”Jika rasa cinta sudah merasuk dalam hati, tidak mengapa walaupun lama tidak bertemu.”
Kisah yang lain dari para salaf adalah ketika seseorang berkata kepada saudaranya, 
"Demi Allah, aku ingin melihat dan mengunjungimu setiap hari, tetapi aku takut jika merepotkanmu.” Saudara Muslimnya menjawab, “Sesungguhnya, kami memiliki saudara-saudara yang jauh dari kami, tetapi hati mereka sangat dekat kepada kami dari pada seorang yang kami melihatnya setiap hari.”
Seperti inilah mulianya kegigihan mereka untuk  saling mengunjungi. Namun, kita masih saling mencaci-maki karena kurangnya rasa saling menyayangi dan saling mengunjungi. Bahkan pernah juga Imam Syafi'i berkata
“Barang si4pa yang tulus dalam persaudaraan dengan saudaranya maka ia akan menerima kekurangannya, menutup! kesalahannya, dan memaafkan segala kekhilafannya.”

Sumber : Buku Be A Great Teenager
Dr. Hassan Syamsi Basya

Subscribe to receive free email updates:

Bisnis Properti Smartphone Murah