Mengapa Temanku Mencampakkanku? (1)
Sudah tidak asing lagi kita mendengar pertanyaan seperti ini di kalangan para gadis. Betapa banyak dari para gadis yang sudah berteman sejak lama bertahun-tahun lalu tersirat di benaknya dengan pertanyaan, ”Apakah temanku menjualku?” atau Mengapa Temanku Mencampakkanku?.
Mungkin terkadang pada awal pertemanan engkau diperlakukan baik olehnya. Ia ikut meringankan masalahmu, ia mau mendengarkan keluh kesahmu ketika engkau curhat kepadanya. Kemudian, tiba-tiba temanmu mulai berubah sikap terhadapmu sehingga mencampakkanmu dan tidak mau mendengarkan curahan perasaanmu. Kamu menghubunginya, tetapi ia tidak mau menjawab dan tidak mau balik menghubungimu. Kamu berbicara dengannya, tetapi ia mengacuhkanmu. Kamu pun merasa tersakiti oleh sikap temanmu yang mulai mencampakkanmu lalu hal ini menjadikanmu susah tidur pada malam hari karena dirundung kegalauan dan frustasi.
Mana persahabatan yang dulu terjalin? ketika ia mencurahkan perasaan yang ada di hatinya kepadamu? Yaitu saat-saat ketika engkau berada jauh dari Allah dan ia memberi nasihat dan bantuan padamu? Apa sebab yang menjadikannya acuh padamu setelah dulu kalian menjalin rasa kasih dan persahabatan? Bisa jadi persahabatan yang dijalin karena dasar urusan duniawi semata atau hawa nafsu belaka. Mungkin persahabatan itu tidak terjalin atas dasar cinta kepada Allah atau mungkin karena engkau terlalu berlebihan dalam mencintai sahabatmu tanpa ada batasan. Bisa juga karena engkau menganggap bahwa temanmu itu adalah milikmu seorang dan ia hanya boleh mengasihimu saja.
Bagaimanakah Menanggulanginya?
Ustadz Muhammad Rasyid al-Uwaid menyebutkan dalam kitabnya Laa Hazhat Ya Banaat beberapa cara untuk menanggulangi hal di atas.
Mencintai Karena Allah SWT
Pertama, rasa sayang antara saudarimu karena Allah adalah sebuah keharusan. Wajib bagi setiap gadis agar memahami bahwa kasih sayang adalah nikmat yang diberikan Allah. Jika semua itu ia lakukan karena Allah, ia akan mendapatkan pahala dan balasan dari Allah, yaitu balasan yang akan diberikan Allah bagi orang-orang yang saling mengasihi karena Allah. Mereka ditempatkan di mimbar yang terang oleh cahaya Allah. Inilah yang menjadikan para nabi dan para syuhada iri terhadap kedudukan mereka yang mulia di sisi Allah SWT.Bersikap Moderat
Kedua, memang benar bahwa Islam menganjurkan kita agar saling mengasihi karena Allah. Kedudukan yang paling mulia di antara mereka adalah yang paling tinggi rasa kasih sayangnya kepada orang yang disayangi. Sebagaimana yang disabdakan Nabi saw, ;"Tidak ada dua orang yang saling mencintai karena Allah SW7; melainkan yang paling mulia di antara keduanya adalah yang paling kuat cintanya kepada sahabatnya.” (HR Ibnu Hibban dan aI-Hakim)
Akan tetapi,Islam selalu mengajak kita untuk senantiasa bersikap pertengahan dan adil. Tidak boleh ada rasa berlebihan dalam mencintai atau membenci Saudaranya. Janganlah menganggap bahwa engkau memiliki sahabatmu dengan rasa sayangmu padanya lalu ia tidak menyukai selain dirimu saja dan tidak memerhatikan selain dirimu atau tidak berteman dengan sahabat selain dirimu Bisa jadi sahabatmu merasa risih denganmu sehingga ia menjauhimu jika engkau menginginkan kasih sayang yang ia curahkan hanya untukmu. Oleh karena itu_ Nabi saw. menasihati kita agar bersikap sedang-sedang saja tanpa berlebihan dalam mencintai seseorang seperti dalam sabdanya,
"Cintailah kekasihmu dengan sedang-sedang saja tanpa berlebihan karena bisa jadi kekasihmu menjadi musuhmu pada suatu hari. Dan, bencilah musuhmu tanpa berlebihan dalam membencinya karena bisa jadi suatu saat akan menjadi kekasihmu.” (HR at-Tirmidzi dan Baihaqi)
Intropeksi Diri
Ketiga, berhentilah dari caramu bergaul dengan sahabatmu karena mungkin perilakumu yang berubahlah yang menjadikan temanmu berubah dalam menyikapimu atau bisa jadi temanmu bosan karena ocehan dan keluhankeluhan yang engkau sampaikan dalarn curhat-mu kepadanya. Mulailah mencoba mendengar keluhan dalam curhatan sahabatmu seperti halnya engkau menginginkan agar curhatan-mu didengarkan olehnya. Kamu seharusnya mengikuti apa yang ia inginkan darimu sebagaimana yang ia lakukan padamu. Ajaklah ia agar mau berbicara tentang dirinya dan cegah dirimu agar tidak mengatakan apa-apa yang ingin engkau bicarakan tentang dirimu. Biarkan ia berbicara sepuas hatinya. Tunjukkan perhatian kepadanya dalam setiap keadaan dan masalah yang sedang ia hadapi. Jangan berlebihan menghubunginya lewat telepon dan terlalu lama berbicara dengannya.Hubungan Vertikal Kepada Sang Pencipta
Keempat, kuatkanlah hubunganmu dengan Allah SWT dan cintailah Allah karena jika Allah telah mencintaimu, Allah akan membuat para malaikat cinta kepadamu. Banyak permasalahan dalam persahabatan bersumber dari rusaknya masalah keimanan yang mengakibatkan turunnya kualitas ibadah. Andai saja setiap gadis segera mengubah ketaatannya pada Allah ketika merasakan ada perubahan sikap pada sahabatnya, dengan bersujud kepada-Nya. Kemudian, dirinya kembali berinteraksi dengan sahabatnya bersama ridha Aliah dan manusia maka pastilah keadaan akan menjadi lebih baik. Diriwayatkan bahwa seorang salaf pada zaman dahulu keluar dari rumahnya lalu tiba-tiba ada georang yang mencacinya dengan cacian yang sangat buruk. Kembalilah Iaki-Iaki saleh ini ke rumahnya. Kemudian, ia mendirikan shalat dan bertasbih kepada Allah SWT dan berdoa dalam sujudnya,
”Ya Allah, ampunilah dosaku yang telah Engkau kuasai dengannya atas diriku pada laki-laki ini sehingga ia mencaciku.”
Telah berkata salah seorang salaf, ”Aku mendurhakai Allah dan aku benar-benar mengetahuinya melalui sikap istriku dan hewan tungganganku.” Jika sahabatmu berubah sikapnya terhadapmu sehingga berbalik dari tadinya penuh cinta dan sayang menjadi acuh dan dingin dan padamu, bergegaslah engkau kembali kepada Allah SWT lalu cobalah mengintrospeksi diri dan perbaikilah berkali-kali.
Baca Selengkapnya :
Baca Selengkapnya :
Sumber : Buku Be A Great Teenager
Dr. Hassan Syamsi Basya