Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (2)
Sudah diteliti dan terbukti sejak dahulu ketika saya diminta mengisi sebuah kuliah yang dihadiri para perempuan di Yordania, seorang perempuan yang berjalan tanpa memakai jilbab dan pakaian tertutup sehingga memperlihatkan kedua betisnya atau memakai rok mini sangat ketat dan tinggi tidaklah kehilangan keimanan dalam dirinya. Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (2).
Namun, perempuan Ini membutuhkan seseorang yang dapat membangkitkan keimanannya dengan cara yang tepat. Keimanan bagaikan sebuah api yang sedang padam yang tidak tersisa, melainkan tinggal bara yang sedikit, kemudian kita ingin mengembabalikan agar menyala kembali. Kemudian, apa yang harus kita lakukan agar iman kembali bersinar? jika kita meletakkan sebongkah kayu bakar besar di samping bara yang tersisa, tentu tidak akan membuatnya menyala. Pun jika kita meniupnya dengan tiupan yang besar, yang terjadi debu-debu malah bertebaran, tetapi jika meniupnya dengan tiupan yang kecil, tidak ada gunanya. Hendaklah kita meletakkan kertas, daun-daunan, atau sesuatu yang mudah terbakar di samping bara tersebut, lalu tiup dengan pelan. Maksudnya, yakni baginya kita harus menyediakan tempat yang tepat dan mengajaknya ke tempat tersebut dengan cara yang tepat pula.
Iman terdapat dalam hati, tetapi kadang tertutupi oleh syahwat atau kebiasaan yang melanggar syari'at islam oleh berbagai macam watak dan keinginan.
Ia seorang anak perempuan yang sudah mulai terpengaruh oleh perantara ini sehingga mulai mendekat kepada ajaran Islam. Oleh karena itu, ia sudah mulai bisa mengajak keluarganya kembali kepada jalan Islam yang lurus.
Jika ibunya mempunyai i'tikad baik dan siap menerima ridha Allah SWT, ajaklah ia berbincang empat mata. Jelaskan kepadanya tentang Islam tanpa ada kesan mengajari ibunya dan dengan obrolan yang santai. Seperti seorang guru perempuan mengajari murid kecilnya dengan halus. Karena bagaimanapun juga seorang ibu pasti mempunyai rasa lebih daripada anaknya. Meskipun anaknya lebih luas ilmunya, ibulah yang telah melahirkannya, yang saat masih kecil ia asuh. lbunyalah yang menyuapinya dan menimangnya saat ia kecil. Oleh sebab inilah, seorang ibu tidak pantas menjadikan anaknya sebagai guru baginya
Baca Juga : Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (1)
Namun, dengan cara yang sopan sesuai dengan watak yang dimiliki seorang ibu, yang dapat mengetuk hati dan mengena pada perasaannya yang lembut, karena seorang ibu pasti memperlakukan anaknya dengan cara yang halus penuh dengan perasaan, dengan demikian pula cara mengajaknya kembali kepada jalan yang diridhai Allah SWT.
Jika ayahnya adalah orang yang baik, tetapi sebenarnya ia adalah orang yang lemah seperti halnya para ayah yang lainnya, anak perempuannya dapat meluluhkan hatinya dengan tekad kuat untuk memahamkan ayahnya bahwa ia akan selalu berada di pihaknya.
Jika Ibunya mempunyai i'tikad baik dan siap menerima ridho Allah SWT, ajaklah ia berbincang empat mata.
Adapun saudara-saudara laki-Iakinya yang masih kecil dan saudari perempuannya, mereka bisa direbut hatinya dengan diberikan hadiah dan pemberian yang
lain yang ia mampu sehingga bisa mengajari mereka kebaikan dengan metode yang cocok sesuai usia mereka sehingga mereka mudah memahaminya. Bukanlah mengajari mereka dengan cara berceramah di depannya atau pelajaran yang tegang atau serta-merta memberikan pemahaman kepada mereka, melainkan dengan cara sedikit demi sedikit dan perlahan-Iahan.
Seperti halnya memberikan tiga buah pil setiap harinya karena apabila seseorang yang sakit langsung minum satu botol obat sekaligus, padahal semua obat itu harusnya diminum selama satu minggu ke depan, mungkin malah tidak akan menjadikannya sehat, tetapi mengakibatkan ia dibawa ke pemakaman alias kematian yang ia dapat karena dosis obat yang diberikan untuk anak-anak berbeda dengan dosis yang diberikan kepada orang dewasa. Jika engkau memperlakukan anak kecil sesuai dengan usia mereka dan engkau mengajarkan mereka dengan mencintai dan mematuhi ibunya, pasti tidak sampai beberapa tahun saja ia akan menjadi anak yang seperti ibunya.
Ini semua adalah nasihat secara umum bukan seperti pakaian jadi siap pakai yang dibeli di toko lalu pas dan cocok untuk dapat langsung dipakai oleh orang yang gemuk dan langsing atau tinggi dan pendek. Tentu pakaian seperti itu tidak ada. Begitu juga saya tidak bisa memberi penjelasan secara rinci yang sesuai dengan setiap anak perempuan bagaimanapun keadaan ayah dan ibunya. Tidak mungkin saya memberinya pakaian jadi yang langsung pakai. Namun, saya akan memberikannya bahan kain dan menjelaskan dengan rinci bagaimana cara memotong dan menjahitnya sehingga dapat dipakai dengan cocok oleh siapa saja sesuai selera dan ukuran yang dikehendaki.
Singkatnya, seorang gadis (perempuan) harus melakukan tiga hal di bawah ini. ' Tidak boleh melakukan perbuatan yang melanggar syari'at sedikit pun dan tidak boleh ikut-ikutan bagaimanapun keadaan dan hasil yang didapat. Harus menasihati dan menjelaskan sikap yang diambilnya dengan hikmah dan nasihat yang baik tanpa melanggar perintah Allah SWT. Jangan mengatakan terus terang bahwa ibu dan ayahnya tengah bermaksiat dan Jangan memusuhi keluarganya.
Mencari teman yang sepadan (sepemahaman) dengannya dan perempuan-perempuan yang ada di tengah keluarganya, membantu memperbaiki sikapnya. Setelah itu barulah engkau berusaha memberikan petunjuk (nasihat) kepada keluarganya.
Baca Selengkapnya :
- Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (1)
- Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (2)
Sumber : Buku Be A Great Teenager
Dr. Hassan Syamsi Basya