Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya
Syekh Ali at-Thanthawi pernah ditanya tentang masalah yang menimpa para "uslimah yang berjilbab dan perempuan yang kurang berkomitmen terhadap gemanya. Sang Syekh menjawab sebagai berikut ini. Perempuan Bersilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya!
Aku menyadari bahwa aku tidak mampu menjawab persoalan ini dengan jawaban yang lengkap dan memuaskan. Saat ini, zaman sedang mengalami musisi menyulitkan, yang hampir semua negara-negara Arab mengalaminya tanpa pandang generasi. Kaum Muslimin pada zaman Abbasiyah ketika bercampurbaur dan berinteraksi dengan Iran, kebiasaan-kebiasaannya bertabrakan de man kebiasaan yang telah diwariskan oleh nenek moyang bangsa Arab. Kaum Romawi ketika menaklukkan Yunani lalu mereka hidup bersama sehari-harinya sehingga bangsa Romawi terpengaruh oleh pola pikir dan ilmu pengetahuan Yunani. Adat kebiasaan mereka pun merasuk dalam kehidupan orang-orang Romawi. Oleh sebab itu, saat ini kita dapati dua warna kehidupan yang berjalan beriringan sehingga terlihat perbedaan antara orang tua (ayah ibu) dan anaknya. hrbedaan tersebut tampak jelas dalam hal pemikiran dan kebiasaan mereka. Perbedaan selera pada ranjang tempat tidur yang mereka pakai, cara berbicara, dan tingkah laku pun sangat jauh berbeda. Harus bagaimanakah anak perempuan pada fase ini? Sebenarnya, sementara ini ada solusi tepat yang mungkin bisa dilakukan oleh seorang anak perempuan. Adapun solusi yang harus selalu diusahakan (diperjuangkan) berada pada tangan orang-orang yang menguasai Penularan, iumalis, para pemilik iklan-iklan di media massa, para penceramah di mimbar-mimbar, para guru di sekolah, dan para penulis surat kabar dan maialah karena persoalan ini membutuhkan publikasi yang luas kepada seluruh Masyarakat luas. Semua ini tidak bisa dilakukan, kecuali oleh mereka yang ahli dalam bidangnya.
Adapun hal yang bisa dilakukan oleh seorang anak perempuan adalah Wr tidak membuka apa yang diperintahkan oleh Allah untuk menutupnya. Bulian berarti engkau harus menutupi dirimu dengan memakai jubah dan jilbab besar seperti halnya engkau keluar sepanjang hari. Bukanlah seperti itu diharapkan karena sungguh berat jika engkau memakai pakaian seperti ini di rumah, padahal engkau sedang bersama anggota keluargamu, yang Mereka memakai pakaian khusus di dalam rumah, sedangkan engkau sendiri memakai jubah dan jilbab. Jika anak perempuan dibebani memakai pakaian seperti ituwalaupun ini benar-lni merupakan suatu pembebanan yang belum mampu ia kerjakan. Akan tetapi, pakailah pakaian yang menutup badan (aurat) secara sopan dan baik, yaitu pakaian yang tidak terbuka di bagian dadanya dan tidak memperlihatkan betis. Jika tiba waktu musim panas, tetaplah untuk berpakaian yang sopan. Hal ini harus ditanamkan dengan kuat. Sesekali jelaskan padanya bahwa ia adalah seorang Muslimah yang harus menaati aturan-aturan Allahdan tidak boleh melanggarnya. Jika hatinya sudah lunak untuk menerimanya dan dengan kuat merasuk dalam dirinya, ia tidak akan terpengaruh komentar apa pun, bahkan celotehan orang-orang tentang cara berpakaiannya-yang sedikit tertutup (mungkin dinilai terlalu sopan-pen.)- tidak akan menggoyahkan keyakinannya. Walaupun cuaca panas sedang melanda, ia akan selalu teringat bahwa api neraka Jahanam lebih panas berkali-kali lipat.
Hendaklah engkau menjauhi sejauh mungkin dari tempat-tempat yan! bercampur baur antara laki-Iaki dan perempuan, yang memungkinkan ter! jadinya sesuatu yang diharamkan. Engkau bisa menjadikannya sebagai sebab (keterangan) yang dapat diterima oleh kedua orang tuanya dan menjadikanm’a sebagai dalil (hujjah) bagimu hingga engkau dapat menunjukkan kepada merek? begitulah hukum Islam yang harus dipakai.
Ini adalah derajat terendah, yaitu si perempuan menjauh dari sesuatu yang diharamkan secara jelas. Derajat yang berada di atasnya adalah engkau menjelas’ kan kepada keluarga dari perempuan dengan cara yang sesuai dan sopan tentang sebab perilakunya itu. Dengan cara engkau mengamati bagaimana watak dan sifatnya, juga mengetahui sejauh mana yang mampu ia tanggung tanpa-tanpa ia merasa berat-agar ia tidak antipati setelah mendengar nasihatmu.
lngatlah bahwa setiap orang-terlebih seorang perempuan-di lubuk hatinya Yang paling dalam tersimpan sebuah keimanan. Iman terdapat dalam W tetapi kadang tertutupi oleh syahwat atau kebiasaan yang melanggar syariat Islam oleh berbagai macam watak dan keinginan.
Sebenarnya iman tetap ada dalam dirinya, tetapi tertutupi oleh semua ini. Termasuk dari keistimewaan bahasa Arab bahwa makna dari kata kaafir adalah satir atau penutup. Ini berarti bahwa iman senantiasa ada dalam hati, tetapi tertutupi yang apabila disingkap dengan hikmah, nasihat yang baik, atau getaran perasaan yang kuat, keimanan akan muncul sehingga menjadikan seseorang menjadi Mukmin. Jika para penumpang pesawat mengalami guncangan di atas udara lalu sang pilot mengumumkan bahwa ada kerusakan yang terjadi pada pesawat sehingga mengakibatkan penerbangan tidak normal dan akan terjatuh, para penumpang pun harus mengenakan sabuk pengaman dan satu per satu loncat ke luar pesawat dengan menggunakan parasut. Dalam keadaan genting seperti ini pasti semua orang di dalam pesawat tersebut akan kembali kepada keimanan mereka yang tadinya tl'artutup dalam hati mereka. Karena keadaan bahaya Ya"! sangat menakutkan, mereka menjadikan penutup keimanan yang tadinya menutupi diri mereka tersingkap kembali sehingga mereka kembali kepada keimanan dan menjadi orang-orang beriman.
Baca Selengkapnya :
Sumber : Buku Be A Great Teenager
Dr. Hassan Syamsi Basya
- Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (1)
- Perempuan Berjilbab Versus Perempuan Yang Kurang Berkomitmen Terhadap Agamanya (2)
Sumber : Buku Be A Great Teenager
Dr. Hassan Syamsi Basya