Tarif Listrik 900 VA Naik, Awas Inflasi!

 Tarif listrik 900VA untuk pelanggan rumah tangga mampu tahun 2020 dipastikan naik karena tak ada lagi subsidi pemerintah. Walau berpeluang berdampak positif terhadap keuangan PLN, tetapi di sisi lain dapat mengerek inflasi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan hitungannya kenaikan tarif listrik akan mencapai Rp 29.000 per bulan.
tarif listrik naik
tarif listrik naik

"Kalau yang mampu disesuaikan Rp 29.000 per bulan, kenaikan untuk 900 VA," ungkap Arifin Tasrif usai rapat di Gedung Kemenko Bidang Maritim dan Investasi, Selasa (19/11/2019)



Sebagai informasi, golongan 900 VA terdiri dari dua kategori yakni rumah tangga mampu dan rumah tangga tidak mampu. Totalnya mencapai 27 juta pelanggan, sementara untuk kategori rumah tangga mampu diperkirakan mencapai 6,9 juta pelanggan.

Akibat Pencabutan Subsidi Pada Masyarakat

Pencabutan subsidi dan kenaikan tarif ini berpotensi menyebabkan inflasi. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), pos perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar selalu mencatatkan inflasi bulanan.

Rata-rata inflasi bulanan pos perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,15% terhitung dalam periode 10 bulan tahun ini. Pada Oktober pos ini mencatatkan inflasi sebesar 0,08%.

Angka inflasi tahunan untuk pos ini tercatat berada pada kisaran 1,9%-2,56% dalam periode 10 bulan tahun 2019.

Pos ini juga memiliki andil inflasi yang tak kecil. Mengutip data BPS, andil inflasi bulanan pos ini sebesar 0,04%.

Penyesuaian tarif listrik ini berpotensi besar mengerek inflasi mengingat listrik merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.

Tak hanya tarif listrik saja yang naik, kenaikan tarif lain seperti BPJS Kesehatan serta meroketnya harga rokok. Belum lagi kalau ditambah bahan pangan yang ikut terkena inflasi. Tentu akan berpengaruh pada pola konsumsi.

Tarif Listrik Naik, Awas Berat!
Seperti kita ketahui bersama bahwa perekonomian Indonesia masih ditopang oleh konsumsi domestik yang proporsinya melebihi 50%. Sebagai informasi, sumbangsih konsumsi domestik terhadap PDB Indonesia pada kuartal III-2019 mencapai 56,2%.

Namun pertumbuhan pos konsumsi rumah tangga Indonesia mentok di 5,05% sejak 2018. Pada kuartal III-2019, konsumsi domestik tumbuh 5,01% secara tahunan (YoY), tumbuhnya sangat tipis dibanding periode yang sama pada 2018 dan 2017 yang tumbuh masing-masing sebesar 5% dan 4,91%.

Jangan sampai kenaikan ini akan makin memberatkan tulang punggung ekonomi tanah air. 


Penghematan Subsidi Untuk Masyarakat



Kenaikan tarif listrik tentu akan berdampak pada penghematan subsidi. "Sekitar Rp 7 triliun," ungkap EVP Corporate Finance PLN Sulistyo Biantoro saat dihubungi, Selasa, (20/11/2019). 


Mengutip dokumen Statistik PLN 2018, pendapatan untuk kelompok pelanggan rumah tangga di tahun lalu mencapai Rp 107,8 triliun. Sementara itu pada periode yang sama, pendapatan dari jenis tegangan rendah mencapai Rp 158,7 triliun. 

Penyesuaian tarif listrik juga perlu mempertimbangkan harga batu bara, minyak serta gas, tak bisa seenaknya.

Menurut laporan Energy Information Agency (EIA), harga batu bara tahun depan diperkirakan lebih rendah dibanding tahun ini dan berada pada US$ 70/ton.

Sementara untuk harga minyak jenis Brent diprediksikan juga lebih rendah dibanding tahun lalu pada US$ 62/barel.

Walaupun ‘penyesuaian tarif’ diberlakukan untuk masyarakat yang mampu, tetap harus diperhatikan betul pengaruhnya terhadap daya beli masyarakat tanah air.

Definisi 'mampu' haruslah jelas, dipertimbangkan dan dikalkulasi secara matang dampaknya apalagi di tengah kondisi ekonomi global yang serba tidak pasti akibat perang dagang AS-China dan juga tensi geopolitik yang tinggi di berbagai wilayah.

Jangan sampai kebijakan ini justru malah memberatkan tulang punggung ekonomi dalam negeri. 

Subscribe to receive free email updates:

Bisnis Properti Smartphone Murah